Seakan hari tak lagi siang
bayang-bayangmu memlih jalan pulang
tanpa jejak atau tetesan air keringat,
dimana peluhmu datang dan pergi.
Tolong, usapkan jari-jemari kecilmu
sebentar, aku hanya tak mampu berdiri kokoh
dengan tulang-belulang yang telah merasa ringkih
namun angin tak lagi menjadi sejuknya pagi.
Sang matahari dan alam semesta
hanya mampu melihat dan menerka
kemana waktu berlalu tanpa merasakan bosan
diantara memilih pergi dan menyambut riuhnya petang.
Menanti berlalu dan terlelapnya Sang matahari,
ku seduhkan secangkir kopi hangat nan harum
dengan sentakan suara burung-burung gereja
yang saling pergi dan meninggalkan ranting dan tiang tua.
Kini lelah dan rinduku menjadi satu
dengan hangat tetesan air kopi
tanpa melihat lagi bayang-bayang
ku nikmati betapa indahnya senja
tanpa menyilaukan mata dan merasakan kembali
sebuah kehidupan baru...
dengan tulang-belulang yang telah merasa ringkih
namun angin tak lagi menjadi sejuknya pagi.
Sang matahari dan alam semesta
hanya mampu melihat dan menerka
kemana waktu berlalu tanpa merasakan bosan
diantara memilih pergi dan menyambut riuhnya petang.
Menanti berlalu dan terlelapnya Sang matahari,
ku seduhkan secangkir kopi hangat nan harum
dengan sentakan suara burung-burung gereja
yang saling pergi dan meninggalkan ranting dan tiang tua.
Kini lelah dan rinduku menjadi satu
dengan hangat tetesan air kopi
tanpa melihat lagi bayang-bayang
ku nikmati betapa indahnya senja
tanpa menyilaukan mata dan merasakan kembali
sebuah kehidupan baru...
2 Komentar Absurd
Click here for Komentar AbsurdSenja selalu datang membawa kenangan, dan pergi meninggalkan kerinduan.
Replysenja pun mampu memilih pergi..
ReplyApapun kicauanmu, berkicaulah... ConversionConversion EmoticonEmoticon