Malam dan Tetesan Pena.



Dibawah bulan dan bintang yang berkilauan
disaksikan oleh siluet cahaya lampu kecil,
merasakan sakit yang kian menua 
mengingatmu adalah pilu yang paling dalam.

Terkadang aku hanya merajut kisah-kisah
bersama ingatan kecil yang membuatku hampir lupa,
namun suara kecil yang sering kau lantunkan
dan aroma parfum yang semalam kau tinggalkan
masih membuat pikiranku pekat oleh rindu dan luka.

Sebuah tetesan pena hitam dan selendang hijau tua
tempatku mengadu kenangan tanpa kau dan kita,
rinduku semakin menjejal hingga tak ada lagi
ruang dan tempat untukku bercerita sedikit tentangmu
tanpa adanya belai dan usapan lembut di sela jari-jemarimu.

Sungguh kurindukan kita, aku dan kau tanpa jarak
meratapi langit hingga satu diantara kita saling mencintai
yang tak lagi dapat kutuliskan dalam selembar kertas putih,
dan malam-malampun kembali terasa dingin sepi tanpamu
yang kusaksikan hanyalah setangkup jenjang tinta perpisahan.

KITA...


Previous
Next Post »

1 Komentar Absurd:

Click here for Komentar Absurd
momstalking
admin
20 January 2015 at 22:39 ×

Baguuussss, kata-katanya nendang :)



Retcoratcoret.blogspot.com

Congrats bro momstalking you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar

Apapun kicauanmu, berkicaulah... ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment