Malam itu kau masih terlihat mempesona, lebih takjub dari purnama yang merekatkan cahayanya. Rajutan kain yang lembut, membuatku ingin selalu memeluk selendang tuamu. Memejamkan mata, hingga terlelap bersama sunyi, di pelukmu aku merasa lebih cepat bermimpi.
Hari kian melewatkan banyak lembaran cerita, peristiwa istimewa. Cemas tak pernah surut, pemikiran-pemikiran pun datang saling sahut. Pendirianku masih kokoh, tak takut jikalau nantinya aku tersesat dalam kepalaku sendiri. Setidaknya masih ada jalan pintas, ingatan yang sama. Berusaha mengusir keraguan disaat peluh yang menetes berhamburan, jatuh di kaki jalan yang kita temui kala senja. Kau menuntunku bersamaan waktu, menggapai tas yang ku gendong, membiarkan momen itu menjadi cerita yang terlipat.
...
Aku masih mengenalmu, nama yang biasa saja, terpaut dalam hati yang seakan mengekalkanmu. Berharap malam itu kau masih bersedia menyeduhkan aku secangkir kopi, dingin, itu kesukaanku. Kau temani aku sekali lagi malam ini, wajahmu pucat.
Ku gendong kau ke dalam kamar itu, selimut yang kudekatkan sambil ku nyalakan kotak musik tempat cerita kita disembunyikan, begitupun dengan senyummu.
Malam ini aku tak terlelap, tak bisa kau ajak untuk bermimpi kembali. Pemikiran itu datang menghampiri, entah apa yang membuatmu semakin sayang akan aku, seolah tak ingin membiarkanku memeluk tubuhku sendiri. Dingin malam itu sangat berbeda, tak sehangat selendang yang ku hadiahkan untukmu dua tahun lalu. Kupandangi sudut-sudut kamar yang masih sama, dipenuh akan parfum escape milikmu, perlahan pun kian susut dicuri angin.
Ku sempati untuk bersholat subuh, khusyuk, terpejam penuh khidmat. Doa yang seakan memohon untuk melihatmu masih dalam keadaan baik-baik saja, menjaga hati dan batin dalam segala cemas, menjaga akal dan tubuh dalam jasmani walafiat. Namun ku temui kau yang masih terjaga dalam mimpi, ku kecup manis keningmu yang basah.
Ku jumpai pada senja yang sama, kau tak menungguku hari itu, senyummu tak datang menghiasi lamunanku. Sedikit ku basuh peluh yang menjejali tubuhku hingga ke ubun. Ku lihat kau memasak untukku, sup ayam itu kembali. Entah, mengapa kamar itu berbeda, parfum milikmu menjadi begitu liar memikat dan suasana kamar yang begitu rapi tak ternodai. Kau masih berbaring, terkulai lemas. Namun senyummu masih memperlihatkan kecantikanmu malam itu. Ku tarik selimut untuk mengajakmu menemani makan malam bersamaan aku. Kutemui secarik surat yang kau genggam, hilang akalku.
Aku masih mengenalmu, nama yang biasa saja, terpaut dalam hati yang seakan mengekalkanmu. Berharap malam itu kau masih bersedia menyeduhkan aku secangkir kopi, dingin, itu kesukaanku. Kau temani aku sekali lagi malam ini, wajahmu pucat.
Ku gendong kau ke dalam kamar itu, selimut yang kudekatkan sambil ku nyalakan kotak musik tempat cerita kita disembunyikan, begitupun dengan senyummu.
Malam ini aku tak terlelap, tak bisa kau ajak untuk bermimpi kembali. Pemikiran itu datang menghampiri, entah apa yang membuatmu semakin sayang akan aku, seolah tak ingin membiarkanku memeluk tubuhku sendiri. Dingin malam itu sangat berbeda, tak sehangat selendang yang ku hadiahkan untukmu dua tahun lalu. Kupandangi sudut-sudut kamar yang masih sama, dipenuh akan parfum escape milikmu, perlahan pun kian susut dicuri angin.
Ku sempati untuk bersholat subuh, khusyuk, terpejam penuh khidmat. Doa yang seakan memohon untuk melihatmu masih dalam keadaan baik-baik saja, menjaga hati dan batin dalam segala cemas, menjaga akal dan tubuh dalam jasmani walafiat. Namun ku temui kau yang masih terjaga dalam mimpi, ku kecup manis keningmu yang basah.
Ku jumpai pada senja yang sama, kau tak menungguku hari itu, senyummu tak datang menghiasi lamunanku. Sedikit ku basuh peluh yang menjejali tubuhku hingga ke ubun. Ku lihat kau memasak untukku, sup ayam itu kembali. Entah, mengapa kamar itu berbeda, parfum milikmu menjadi begitu liar memikat dan suasana kamar yang begitu rapi tak ternodai. Kau masih berbaring, terkulai lemas. Namun senyummu masih memperlihatkan kecantikanmu malam itu. Ku tarik selimut untuk mengajakmu menemani makan malam bersamaan aku. Kutemui secarik surat yang kau genggam, hilang akalku.
"Kepada laki-laki yang masih ku ingat jelas. disini aku tak ingin melihatmu terluka. genggam erat tanganku mas. sudah lama aku tak memberitahu semuanya, aku terjebak dalam sakit yang menemaniku saat malam, dokter memvonis jika aku terkena kanker otak stadium akhir. maafkan, aku tak berani bilang semuanya kepada kamu. aku masih mencintai kamu mas, aku masih memakai selendang biru tua yang kau hadiahkan padaku 2 tahun lalu, dan aku masih bisa melihatmu kembali pagi itu mas. percayalah, aku masih menjadi wanita yang kuat, yang selalu kau rindukan saat hari mulai melewatkan satu persatu cerita kita. aku tak lupa untuk memasak makanan kecil itu untukmu, sengaja tak kubuat banyak agar kau tak terlalu repot membereskan semuanya. kepercayaan yang kau beri masih ku jaga dalam hati dan batin yang bersih. jadi lah pria yang selalu mengingatku. dalam jiwaku, kau abadi, menjadi nama yang terpaut menjadi cinta sejati. semoga Tuhan selalu menjaga kamu mas. ku titipkan semua yang berharga, ingatan kita.
senyum hangat
wanita yang mencintaimu pada ingatan yang sama"
wanita yang mencintaimu pada ingatan yang sama"
16 Komentar Absurd
Click here for Komentar Absurd:'( sedih banget kak bacanya....mirip mirip pengalaman pribadi
ReplyJangan mewek yaa
Replyngena banget kata-katanya, keren. mungkin gue butuh waktu lama buat bikin kata kaya gitu
ReplyBanyakin baca aja hehe
Replysedih banget bacanya men
Replyaaaaah itu gambarnya
apalagi isinya ;(
Replymanis. bikin nagih bacanya
Replymantap banget ceritanya
ReplySewaktu gue membaca ini, seketika air mata gue menetes :')
ReplyBaru pertama kali main ke blog ini langsung ikutan baper..tanggung jawab lo! Hahaha kok jago sih bikin kata-kata begini
Replyiya ya... kok jadi baper... aduh itu surat itu :')
Replyiya ya... kok jadi baper... aduh itu surat itu :')
Replybaru pertama lihat blognya.. kaget, kalo template nya sama.. cuma beda.. tampilannya
bagus bagus ceritanya bang.. mampir ke blog saya juga masih baru lahir abdiclass.blogspot.co.id
Replyizin niru kalimat.. angkat jemurannya ya bang wkwkwkwk
ReplyKaya film-film bang, baper uyyy.
ReplyBTW ane udah follow blog ente bang, ane suka.. ane harap di follow balik yee. Mudah-mudahan ane sering mampir dimari
BROKER TERPERCAYA
ReplyTRADING ONLINE INDONESIA
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......
Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!
Apapun kicauanmu, berkicaulah... ConversionConversion EmoticonEmoticon