Saat Itu, Senja Telah Menikmati Bahagia

Mungkin baru beberapa bulan, disatu titik tempat dengan suara nyanyian lagu klasik yang melantunkan nada-nada pekat ke telingaku. Sangat terasa dengan penuh hembusan angin-angin riuh yang telah berlalu-lalang. Sesaat tercium aroma parfum yang sangat menyengat, hingga terasa bahwa tubuh ini tergoyahkan dengan ratusan cabikan yang merusak sedikit demi sedikit ruang hati.


Mungkin di dalam raga ini hanya terlihat sesosok wanita cantik yang sedang merasakan sisa-sisa hidupnya dengan dengan ratusan rasa cinta, mimpi-mimpi yang bergelora dan sejutan harapan yang selalu menghiasi lubuk hatinya dalam-dalam.


Di waktu yang bersamaan, aku hanya berdiri, tersenyum dan menatap raut wajah cantiknya dari balik sebuah jendela kaca. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku bahkan rongga-rongga tubuhku, merasakan sebuah sakit yang mungkin perihnya sangat menyerbu begitu luar biasa. Aku hanya mampu untuk terus memohon kepada Tuhan, mengasihi setiap malam.


Senja itu pun telah cukup untuk merasakan bahagianya, diriku benar-benar hanya mampu atau tidak dihadapkan pada sebuah kenyataan besar. Betapa rapuhnya sebuah kehidupan, betapa kita harus sadar dan paham bahwa perjalanan hidup kita ini bukan hanya sebuah pilihan atau paksaan. Detik demi detik terasa berhenti, yang selalu ku rasa hanya kehampaan dan semua terlihat suram dan tak jelas.


Goodbye, may God bring us back in time, leaving only you and me. Forgive me weak and that's able to give you a little smile in the struggle for life. That night you're just goes first. And later, when i all lead, i just wanted to sprinting, to the arms, with a smile enveloped million.

 

Share :

Tweet

More

Related Post