Memandangi langit malam, bersama bintang dan bulan, senantiasa menemani jauhnya malam pada setangkup jenjang perpisahan. Meskipun cuma aku yang berdiri dan menyimak sepinya sebuah malam di sudut kaca, yang berusaha melepaskan ikatan rindu yang menyelip di antara hati dan jantung, berharap kau telah pergi membawa selendang putih dengan kenangan yang telah lama kau nantikan. Walau sebenarnya diriku terlalu lemah, jika harus menatap indahnya malam, bersama decitan nada kebahagiaan, yang selalu membuatku harus tersiksa, tanpa kau harus tahu itu semua adalah hal yang terlalu tua untuk terwujud dalam selembar kenangan lama.
Indahnya malam tak membuatku semakin gusar melaluinya, meskipun menatap hari demi hari yang selalu merasa hening dalam jiwa jiwa yang kesepian. Mungkin bagiku, tak layak jika seorang perempuan yang menemani hidupnya dalam kenangan yang membuatnya menebar riuh dan menganggap semuanya rahasia dibalik sebuah peristiwa. Jangan kembali kau risaukan aku, yang seolah olah telah gagal mencintaimu, dalam dunia yang penuh dengan keistimewaan, dan sebuah harapan yang saling beradu dengan pelampiasan rasa hampa, mencoba untuk saling menghancurkan satu sama lain.
Kehilangan sebuah cinta, yang membuatnya benci dengan dunia, disaat alam semesta menakdirkan itu semua dalam skenario kehidupan. Melepaskan memang terlalu sulit jika dipaksakan dengan senyuman, namun semuanya telah tinggal sisa sisa rindu yang membuatnya hening dalam kesendirian. Disaat malam ingin berakhir, mungkin kehilangan adalah pelampiasan dimana malam bercumbu dengan harapan yang menjadikan itu semua dalam angan semu.
39 Komentar Absurd
Click here for Komentar AbsurdBarusan berkunjung kesini juga, terkesan sama kata-katanya yang susah dicerna tapi dalem banget maknanya. Keren!! :)
ReplyKeep blogging yach!! Salam kenal dari temen baru :)
keren bro storynya :)
ReplySedang galaukah...?
ReplyTulisannya bagus kak, kata-katanya epic :)))
Replymantap bro, wahai pujangga :)
Replykesambet loh bro lama2..
ReplySalam kenal juga, makasih udah mampir :)
ReplyGue tersentuh bacanya :)
Replypemilihan kata-katanya puitis sekali, tapi dimasukkan dalam format cerpen.. jadinya cerpen yang konotatif.. perlu waktu untuk mencernanya, tapi bagus.. jarang nih nemu beginian ghahaha
ReplyHanya teringat kenangan
ReplyMakasih kak :)
ReplyHahahaha pujangga?
ReplyUdah kesambet bro :)
ReplyAh jadi pinginmencumbu malam ini #pelukGuling
ReplyHi, kamu baru aja aku nominasiin di Liebster Award loh cek yuk http://dita-astiani.blogspot.com/2015/01/liebster-award-first-time-i-got-award.html
Replyeuh, pedih :"
ReplySebelumnya makasih :)
ReplyTapi dalam rangka apa yaa?
Nggak ada temen yang lain bro?
ReplyIya, pedih banget :"
ReplyAh, ada rasa yang tak biasa pada dahan-dahan yang mendera dan bercampur derita
ReplyNgak perlukan di jelasin, biarkan hanya aku dia dan Tuhan yg tau #halah
Replysemoga lekas sembuh ya :")
ReplyItu sudah biasa dirasakan
ReplyBerkali-kali diobatin tapi belum sembuh juga :(
ReplyKeren nih, kata-katanya :D
ReplyDiksinya apik. Hm, hanya saja pemenggalan paragrafnya aja kurang rapi. Harusnya sih per paragraf, per sub ide. Sori, ini yanh akhirnya bikin agak bingung cerna maksudnya..
ReplySemangat terus ya buat ngefiksi ;)
Banyak yang bilang gitu :)
ReplyWeys dalam gila ning bahasa, keren...
Replymakasih buat sarannya :)
ReplyWah wah..judulnya menarik sekali hehe. Salam kenal ya, aku ke sini karena komen mu juga di blog ku dengan kalimat yg sama heheh. "Baru mampir udah suka sama tulisannya". Baik sekali mas satu ini hehe. Lanjutkan bikin prosa puitis nya. Kalau santai, bolehlah mampir baca postingan ini interleaved.blogspot.com/2014/09/hai-kamu-ini-aku.html?m=1
ReplyTentang kehilangan jg. Thanks!
Dibandingkan tulisan kamu yg absurd itu, saya lebih suka tulisan - tulisan kamu yang semacam ini. :)
ReplyManteeeep, udah cuma pengen bilang itu. :D
ReplyUdah bro..
Replycinta segitiga :D
ReplyKalo ada waktu gue mampir :)
ReplyMakasih banget loh :))
ReplyYaelahbro
Replysuka dengan tulisan yang ini. dengan judulnya yang bagus.
Replyini kunjungan balasan mas :)
keren tulisanya gan (y)
ReplyApapun kicauanmu, berkicaulah... ConversionConversion EmoticonEmoticon