Kehilangan Yang mencumbu Malam.

 
Memandangi langit malam, bersama bintang dan bulan, senantiasa menemani jauhnya malam pada setangkup jenjang perpisahan. Meskipun cuma aku yang berdiri dan menyimak sepinya sebuah malam di sudut kaca, yang berusaha melepaskan ikatan rindu yang menyelip di antara hati dan jantung, berharap kau telah pergi membawa selendang putih dengan kenangan yang telah lama kau nantikan. Walau sebenarnya diriku terlalu lemah, jika harus menatap indahnya malam, bersama decitan nada kebahagiaan, yang selalu membuatku harus tersiksa, tanpa kau harus tahu itu semua adalah hal yang terlalu tua untuk terwujud dalam selembar kenangan lama.
   Indahnya malam tak membuatku semakin gusar melaluinya, meskipun menatap hari demi hari yang selalu merasa hening dalam jiwa jiwa yang kesepian. Mungkin bagiku, tak layak jika seorang perempuan yang menemani hidupnya dalam kenangan yang membuatnya menebar riuh dan menganggap semuanya rahasia dibalik sebuah peristiwa. Jangan kembali kau risaukan aku, yang seolah olah telah gagal mencintaimu, dalam dunia yang penuh dengan keistimewaan, dan sebuah harapan yang saling beradu dengan pelampiasan rasa hampa, mencoba untuk saling menghancurkan satu sama lain.
   Kehilangan sebuah cinta, yang membuatnya benci dengan dunia, disaat alam semesta menakdirkan itu semua dalam skenario kehidupan. Melepaskan memang terlalu sulit jika dipaksakan dengan senyuman, namun semuanya telah tinggal sisa sisa rindu yang membuatnya hening dalam kesendirian. Disaat malam ingin berakhir, mungkin kehilangan adalah pelampiasan dimana malam bercumbu dengan harapan yang menjadikan itu semua dalam angan semu …
Previous
Next Post »

1 Komentar Absurd:

Click here for Komentar Absurd
23 November 2014 at 11:42 ×

Nice, kata-katanya dalam.

Congrats bro Arief Mulyanto you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar

Apapun kicauanmu, berkicaulah... ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment